Setiap orang memiliki kepekaan sendiri-sendiri dalam kepercayaannya terhadap intuisi atau biasa disebut kata hati atau gerak hati atau apalah namanya. Begitu juga dengan gue. Ada beberapa kejadian dimana intuisi gue tersebut malah menyelamatkan bahkan membuat gue terhindar dari masalah yang menyangkut dengan keselamatan diri gue. Walau terkadang seperti tidak masuk akal, tapi jangan pernah mengabaikan intuisi yang kalian rasakan. Percaya atau tidak, ketika kata hati lo mengatakan ada something ga bener. Maka dengan mempercayai feeling lo, itu akan membuat diri lo selamat. Dan jangan pernah mengabaikan warning yang sudah hati lo berikan. Gue pernah berada dalam situasi yang membuat gue harus mempercayai intuisi gue. Dan jujur, gue bersyukur pada tuhan bahwa gue diberi kepekaan tersebut. Apalagi gue jenis orang yang selalu menganggap semua orang adalah baik. Ada sebuah kejadian yang paling gue ingat dimana waktu itu, beberapa tahun yang lalu saat gue masih menetap di Indonesia, di Medan lebih tepatnya. Saat itu gue berencana pulang kerumah menggunakan angkot. Walau banyak berita tentang maraknya kejahatan diangkot tapi tak membuat gue untuk takut pulang sendirian, malam hari pulak. Gue ga takut, tapi bukan berarti gue kehilangan kewaspadaan terhadap situasi apapun.
Singkat cerita, didalam angkot gue sendirian menuju arah rumah gue. Hanya ada gue dan supir angkot. Kebiasaan gue naik angkot biasanya paling demen duduk dipojok. Dan waktu itu angkot sepi sehingga gue leluasa duduk ditempat favorit gue. Perjalanan terasa aman-aman aja. Hingga disatu perempatan jalan naiklah seorang laki-laki masih muda. Untuk jenis gue yang ga pernah memperhatikan detil orang, intuisi gue tiba-tiba bekerja. Entah kenapa gue merasa harus menggeser posisi tempat duduk. Padahal selama ini ga pernah begitu. Dan kejadian gue pulang malem dan sendirian dalam angkot bukan sekali ini saja. Tapi kali ini beda. Gue ngerasa ga enak hati.
Awalnya gue mencoba mengabaikan intuisi gue dengan tidak merubah posisi duduk gue. Tapi desakan hati gue lebih kuat untuk menggeser tempat duduk dan segera keluar dari angkot. Pertama gue hanya menggeser tempat duduk dekat pintu angkot walau gue ga ada kepikiran buat lompat kl ada kejadian ga baik didalam angkot, sehingga kami duduk berhadapan, gue coba juga acuh tak acuh pada lelaki itu. Karena gue ga mau paranoid duluan. Tiba-tiba gue ditegor, ditanya macam-macam dan gue berusaha menjawabnya dengan sopan. Walau pertanyaannya basi banget dan ga penting, dari mana dan mau kemana (emang apa urusan lo pikir gue).
Nah, ada momen dimana dia mulai bersikap aneh. Menunduk kearah bawah tempat duduknya diantara angkot yang bergerak. Seperti mencari sesuatu. Lalu tiba-tiba menunjukkan sebungkus kecil plastik berisi uang dan bertanya pada gue, apakah ini punya gue? Merasa bukan milik gue gue jawab bukan tanpa menatapnya. Dan saat itu intuisi gue bener-bener bekerja, saat dia memperhatikan gue dari atas kebawah berulang kali. Ada desakan dihati gue untuk turun. Tapi masih gue tunda karena situasi masih tidak memungkinkan untuk gue turun. Dia menyuruh gue untuk melihat uang yang dipegangnya tapi gue acuhkan. Sepertinya kesal, dia menyuruh gue menatap matanya saat gue tak mau menatap matanya saat menjawab pertanyaan. Gue hanya melirik sekilas kearah uang yang dipegangnya, karena dia masih ngotot uang itu milik gue. Gue bilang, bukan punya gue.Mungkin punya penumpang lain. Dan tahukah kalian apa yang dia katakan ? Oh bukan punya kamu ya? Ya udah nanti aku kembalikan sama yang punya. Sumpah gue pengen ketawa saat itu dan membuat gue berpikir (emang lo kenal siapa yang punya mau dikembalikan). Dan itu makin meyakinkan gue untuk secepatnya turun dari angkot. Saat melintasi kantor polisi gue teriak minta turun sama sopir angkot. Tuh laki-laki jadi bingung saat gue mutusin buat turun. Malah sempat tanya, kan belum sampai rumah? Gue cuma jawab, ada perlu kekantor polisi. Padahal gue cuma mengikuti intuisi gue buat turun.
Intinya, jika suatu hari disuatu tempat, tiba-tiba kalian merasa ada something wrong dengan keadaan disekitar lo pada. Mending ikuti kata hati lo deh. Tapi bukan berarti buat lo harus jadi paranoid. Dan pesan gue tetap waspada dan jangan menatap terlalu lama mata lawan bicara lo saat lo mulai merasa ada something yang salah. So, sudahkah kalian mempercayai intusi kalian sendiri?