Oleh: Tamara Audry Danuwidjaya
Banyak orang bermimpi dan berpikir, bahwa mudah untuk jadi seorang penulis ataupun seorang penyair sehingga layak disebut seorang sastrawan. Punya buku atau ditasbihkan sebagai seorang sastrawan, terkadang cara cepat untuk bisa diakui oleh orang lain. Padahal apakah kita sadar, bahwa tanggung jawab sebenarnya kita dimulai adalah setelah buku kita dihasilkan,dicetak dan diedarkan. Bukan masa-masa proses penulisan atau editingnya. Apakah itu akan menjadi sebuah karya yang bermanfaat dan berguna buat orang lain? Apakah menghasilkan dan menemukan suatu ide atau bahasa-bahasa yang baru? Atau hanya menjadi pengulangan ide sehingga menjadi klise. Atau hanya jadi sebuah kumpulan sampah yang menyesatkan buat orang lain. Karena sebenarnya banyak hal yang harus benar-benar dipelajari dan dipahami untuk layak mengklaim diri sebagai seorang penulis, penyair atau sastrawan.
Dan butuh proses serta kesabaran panjang untuk bisa menciptakan sebuah temuan dari banyaknya bahasa-bahasa baru.
Bahkan saya sendiri baru memahami beberapa istilah yang sering saya dengar dan baca, karena bodohnya saya hanya mengerti arti istilah itu tapi bukan benar-benar memahaminya.
Dalam "The art and craft of poetry" karya Michae J.Bugeja atau "The Elements of Style" karya William Strunk, Jr atau kutipan dari "Essential Poetry Technique" banyak yang bisa kita pelajari untuk menjadi panduan kita dalam menulis sebuah puisi. Tapi tentu saja dengan penulisan yang sedikit merumitkan.
Dan mungkin dengan tulisan saya yang tidak terlalu bagus ini, bisa berguna buat teman-teman yang ingin mencoba menulis, tapi masih "ribet" dengan istilah-istilah dunia penulisan bagi orang awam kebanyakan. Karena saya mencoba menyederhanakannya menjadi sebuah pengetahuan yang benar-benar sederhana untuk dipahami. Terutamanya oleh diri saya sendiri.
Baiklah, mari kita mulai.
"wajahmu purnama raja
penuntun kaki pengembara di malam gulita
...
..."
Namun simile yang berbeda dengan metafor terjadi saat sebuah tulisan berakhir menjadi sebuah example
"Keajaiban gravitasi
Seperti bulan padam yang mengambang
Kemiringan hujan dan pepohonan"
Ya, kecerdasan puitik berkaitan dengan puisi, kecerdasan berpuisi. Puitik adalah kata sifat bagi puisi atau hal-hal yang berkaitan dengan puisi. Sebagai kata benda, puitik adalah praktik menulis puisi atau komposisi puitik, risalah mengenai sifat, bentuk, dan hukum puisi.
Kecerdasan berpuisi? Seberapa pentingkah?
Contohnya:
“I believe the souls of 500 Sir Isaac Newtons
would go to the making up of a Shakespeare or a Milton"
; ungkapan diatas bermaksud bahwa
1 shakespeare atau 1 milton = 500 newton
note:
Eureka adalah teriakan saat seseorang menemukan sesuatu; i find it !
( berlaku kepada ilmuwan, penyair ataupun penulis ).
Namun yang membedakannya kepada seorang penyair ataupun penulis dari seorang ilmuwan adalah temuan kata yang seharusnya tak asing namun bukan berarti menemukan sesuatu dan menyatakan sesuatu yg umum, sudah biasa atau klise.
Karena ketika menemukan sebuah penemuan, maka pasti memerlukan bahasa baru. Dan karena itu bahasa baru, menemukan bahasa baru, maka ia pasti sebuah metafor.
Seperti sebuah epifani yang tampak seperti kesadaran tiba-tiba, namun sebenarnya ia adalah hasil pencarian dari sebuah usaha keras untuk menemukannya.
Karena epifani adalah sebuah pencerahan dalam situasi di mana realisasi mencerahkan memungkinkan masalah atau situasi yang ditemukan dapat dipahami dari perspektif baru dan lebih dalam tentunya.
Mengutip beberapa tulisan, komentar dan status dari akun Facebook Nuruddin Asyhadie
Mengutip beberapa komentar pada sebuah note akun Facebook Eimond Esya yang berjudul Keindahan Arkeologi.
Buku The art and craft of poetry karya Michae J.Bugeja
The Elements of Style karya William Strunk, Jr
Kutipan dari "Essential Poetry Technique"
Hasil googling